Perawatan untuk klien fraktur hip

Perawatan untuk klien fraktur hip tidak berbeda dengan perawatan pada klien dengan fraktur lainnya. Intervensi prarumahsakit termasuk membelat lengan yang fraktur, pengkajian sirkulasi dan sensasi, dan mengamati luka yang lainnya.

Karena banyak kehilangan darah masuk ke dalam hip dan pada klien dijumpai manifestasi hipotensi dan intravena mudah ditegakkan.Bagi klien yang dirawat di ruangan gawat darurat, perawat dan dokter mengevaluasi kembali sirkulasi dan sensasi dan mengamati komplikasi. Pengkajian juga meliputi penentuan penyebab fraktur infark miokard, serangan iskemik. Kerusakan cerebrovaskular, serangan tiba-tiba, atau saat hipoglikemi adalah beberapa yang mungkinm menyebabkan jatuh.

Hal ini sangat penting bagi klien yang mengalami luka seperti gegar otak, atau trauma kepala. Klein ditanya baik pria dan wanita untuk mengingat kejatuhannya dan bagian tubuh mana yang terbentur. Tahap kedua mengkaji rasa nyeri pada klien pada beberapa area tubuhnya.

Pengkajian secara umum yang dijumpai berhubungan dengan fraktur hip adalah penyusutan yang dipengaruhi oleh ektremitas yang lebih rendah dan rotasi eksternal. Dislokasi fraktur bagian posterior jarang jika terjadi, ekstremitas mungkin dilakukan rotasi internal.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah lengkap. Dilakukan untuk persiapan pre operasi. Dapat menunjukkan tingkat kehilangan darah hingga cedera (pemeriksaaan Hb dan Hct) Nilai leukosit meningkat sesuai respon tubuh terhadap cedera
2. Golongan darah dan cross match. Dilakukan sebagai persiapan transfudi darah jika kehilangan darah yang bermakna akibat cedera atau tindakan pembedahan.
3. Pemeriksaan kimia darah.Sebagai persiapan pre operatif untuk mengkaji ketidak seimbangan akibat cedera yang dapat menimbulkan masalah pada saat intra operasi (misalnya, ketidak seimbangan potassium dapat meningkatkan iritasi cardiac selama anestesi) BUN creatinin untuk evaluasi fungsi ginjal.
4. Masa pembekuan dan perdarahan (clotting time, bleeding time) sebagai persiapan pre operasi, biasanya normal jika tak ada gangguan perdarahan. Pada pasien lanjut usia dapat diberikan terapi antikoagulan segera setelah post operasi untuk memperkecil terjadinya tromboemboli.
5. Pemeriksaan urine.Sebagai evaluasi awal fungsi ginjal.
6. Pemeriksaan X-ray dada.Sebagai evaluasi tingkat cedera, persiapan pre operasi, atau mengetahui kondisi selama perawatan pembedahan, dll.(misalnya, kardiomegali atau gagal jantung kongestif).
7. EKG sebagai persiapan operasi maupun untuk mengevaluasi apakah terdapat juga cedera pada jantung (misalnya kontusio cardiac) disamping trauma/cedera pada hip.

Kasus
Stella Carbolito adalah seorang wanita berusia 64 tahun berkebangsaan Italia-Amerika memiliki riwayat osteoporosis. Dia seorang janda dan tinggal sendiri di rumah peninggalan suaminya. Dia mempunyai seorang putra yang berusia 40 tahun dan putri berusia 30 tahun yang tinggal di kota yang sama dengan Nyonya Carbolito. Dia mempunyai 6 orang cucu, dia seringkali mengunjungi anak-anaknya. Ny. Carbolito bergantung pada pendapatan dari dana pensiun.
Saat berjalan menuju sebuah pasar, Ny. Carbolito jatuh dan mengalami fraktur pada tungkai kirinya. Dia dibawa oleh tim medis ke pusat trauma terdekat. Ketika sampai di unit gawat darurat, dia ditangani oleh seorang perawat, bernama Maria Davis dan tim dokter.

Pengkajian
Tim medis melaporkan bahwa mereka menemukan Ny. Carbolitojatuh di pinggir jalan. Dia mengatakan bahwa dia sudah jatuh 5 menit yang lalu sebelum mereka sampai. Nona Davis segera memberitahukan bahwa kaki kiri lebih pendek dibandingkan kaki kanannya dan rotasi eksternal. Denyut nadi teraba dan sama besar; kedua kakinya terasa hangat. Nyonya Carbolito merasakan nyeri hebat seperti terpotong, tidak merasa kesemutan dan panas/terbakar. Dia dapat menggerakkan jari kaki sebelah kirinya dan dapat menggerakkan kaki kanannya dengan baik. Pemeriksaan tanda vital yang dijumpai yaitu: T, 98.0 F (36,6 C); P, 100; R, 18; BP, 120/58. Diagnosa meliputi tes CBC, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan X-ray pada panggul kiri dan tulang pelvis. Hasil CBC menunjukkan kadar hemoglobin 11,0g/dL dan jumlah sel darah putih normal. Hasil pemeriksaan darah masih dalam batas normal. Hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan patah tulang di pangkal paha kiri. Ny. Carbolito dirujuk ke RS untuk pemasangan traksi kaki seberat 10 pon (20 kg). Dan direncanakan menggunakan ORIF untuk hari selanjutnya.

Diagnosis Keperawatan
  • Nyeri berhubungan dengan fraktur collum femoralis kiri, kejang otot, dan traksi.
  • Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan istirahat total di tempat tidur dan fraktur leher femoralis kiri.
  • Risiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakstabilan tulang dan pembengkakan sekunder ke fraktur leher femoralis kiri.
  • Risiko perubahan persepsi sensorik: sentuhan yang berkaitan dengan risiko kerusakan saraf.
Kriteria Hasil
a. Mengungkapkan peningkatan kenyamanan dan penurunan nyeri
b. Mempertahankan traksi pada kaki kirinya
c. Mengungkapkan tujuan traksi
d. Mendemonstrasikan latihan
e. Mengatakan kepentingan laporan peningkatan nyeri, pucat, parasthesia, atau paralysis kepada perawat

Perencanaan dan Implementasi
1. Menetapkan skala nyeri dari 0 sampai 10 sebelum dan sesudah dilakukan implementasi untuk mengukur penurunan nyeri
2. Tangani cedera kaki dengan hati-hati
3. Memberikan obat narkotik sesuai perintah dokter
4. Pantau nyeri, denyut nadi,parasthesia, paralysis dan demam tiap 2 sampai 4 jam, dokumentasikan temuan yang ada.
5. Terapkan traksi lurus kaki (straight traction) sesuai perintah dokter.
6. Anjurkan klien tarik nafas dalam dan tekhnik relaksasi
7. Memanfaatkan tekhnik distraksi
8. Terapkan kompresi pneomatic berdasarkan perintah dokter.
9. Memberikan heparin secara subkutan berdasarkan instruksi dokter.
10. Beritahu kepada nyonya Carbolito berbagai rencana pembedahan
11. Beritahu kepada nyonya Carbolito tujuan dari traksi.

Evaluasi
Tiga hari setelah pembedahan, Ny Carbolito, bisa turun dari tempat tidur dan duduk di kursi. Ia mengatakan ada penurunan nyeri dan bisa mendemontrasikan isometrik dan melakukan gerakan fleksi dan ekstensi. Dia mampu menyebutkan tujuan traksi dan pembedahan. Dia mengatakan membutuhkan heparin untuk mencegah trombosis vena.
Ny Carbolito besok direncanakan pulang ke rumah dan yang akan merawat adalah keluarganya. Perawat komunitas akan mengadakan kunjungan, dan telah menganjurkan agar di rumah Ny Carbolito ada tempat tidur, satu set toilet duduk, alas duduk pada kursinya serta tongkat untuk alat bantu jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar